Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Ditolak Wasekjen Demokrat jadi Cawapres Anies, Yenni Wahid Sentil Jansen

Sabtu, 12 Agustus 2023 | Agustus 12, 2023 WIB Last Updated 2023-08-13T17:19:06Z



HOTNASIONAL.COM, JAKARTA - Putri Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Zannuba Ariffah Chafsoh atau Yenny Wahid menegaskan tak pernah menyodorkan diri menjadi calon wakil presiden (cawapres) pendamping Anies Baswedan.

Sebelumnya diketahui Wakil Sekjen Partai Demokrat Jansen Sitindaon membuat cuitan yang bernada penolakan terhadap Yenni Wahid menjadi bakal calon wakil presiden (bacawapres) Anies Baswedan.

Yenni Wahid pun menanggapi penolakan dirinya dengan menuliskan cuitan di akun Twitternya.

"Kalau situ belum apa-apa udah menolak saya, pas bossmu butuh dukungan, saya emoh lho," kata Yenny Wahid dalam cuitannya di Twitter @yennywahid, dikutip Jumat (11/8).

Tak lupa Yenny Wahid merujukkan cuitannya itu dengan komentar Jansen Sitindaon pada akun Twitter @jansen_jsp yang diunggah pada 9 Agustus.

"Saya cuma merespons lamaran yang datang," tulis Yenni Wahid.

Tak ingin bersaing dengan Ketum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY, Yenni Wahid menyatakan dukungannya.

"Justru saya mendukung mas AHY jadi cawapres Mas Anies," lanjut Yenni.

Jansen Sitindaon juga menganggap Yenni Wahid bagian dari rezim pemerintahan saat ini.

"Mbak Yenny buat saya bagus. Bahkan lengkap sekali dengan segala atribusi yang melekat dalam diri beliau. Namun untuk posisi wapres di Koalisi Perubahan, buat saya beliau tidak pas, tidak cocok. Mungkin cocoknya di koalisi yang lain," kata Jansen dalam cuitan akun Twitter-nya yang diunggah pada 9 Agustus 2023.

Jansen menekankan jika Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) memenangi Pilpres 2024, banyak hal yang ingin diubah. Idealnya, cawapres Koalisi Perubahan yang memang selama ini wajahnya merepresentasikan perubahan itu.

"Agar koalisi ini juga semakin kuat posisi dan brandingnya di rakyat yang ingin perubahan. Di mana semakin hari semakin besar dan luas dukungannya. Tentu mereka akan bingung jika koalisi yang katanya mengusung perubahan malah mencalonkan tokoh yang bukan perubahan, apalagi dia tokoh 'status quo' atau bagian dari rezim ini. Baik dia bagian inti atau pinggiran rezim ini," ujarnya.

"Tentu jikapun saya misalnya jadi Pak Jokowi termasuk para pendukung rezim ini, pasti akan tidak sukalah: 'anda selama ini ikut menikmati rezim ini kok malah tiba-tiba mau mengkritiknya dan pindah ke barisan perubahan lagi," katanya.

Jansen Sitindaon menyindir pihak yang getol menjadi cawapres Anies Baswedan, tetapi berada di luar Koalisi Perubahan, bahkan menjadi bagian dari rezim.

"Dapat saya pahami, karena yang menjadi perhatian saat ini adalah soal pengisian posisi Cawapres. Karena tinggal ini yang kosong dan koalisi perubahan ini juga sudah cukup syarat berlayar 20 persen. Tentulah banyak peminat dari luar sana yang merasa dirinya pantas dan ingin mengisi posisi itu," imbuhnya.

Jansen Sitindaon juga menitip pesan kepada semua peminat cawapres Anies Baswedan, tetapi tidak merepresentasikan perubahan, agar mencari koalisi lain jika ingin menjadi cawapres. Apalagi jika orang itu ikut menikmati rezim.

"Saya pribadi akan menentang anda, minimal di rapat-rapat di partai saya, Demokrat yang adalah pemegang 9,3 persen dalam koalisi perubahan ini. Soal apakah pendapat saya itu akan menang atau kalah, tidak terlalu penting buat saya. Penting saya akan bersuara menentang dan menolak anda yang tidak merepresentasikan perubahan namun ingin jadi Cawapres di koalisi ini," tegas Jansen Sitindaon.

Jansen Sitindaon menyindir yang selama ini ikut menikmati rezim, tetapi malah tiba-tiba mau mengkritik rezim pemerintahan dan pindah ke barisan perubahan lagi.***

×
Berita Terbaru Update