HOTNASIONAL.COM, Jakarta - Setelah gelombang demonstrasi besar-besaran di Iran, Presiden Ebrahim Raisi akhirnya buka suara soal kematian Mahsa Amini. Ia menganggap kematian Amini tragis, tapi kerusuhan di Iran tak dapat diterima.
"Kita semua sedih dengan insiden tragis ini. [Namun], kerusuhan tak bisa diterima," kata Raisi kala diwawancara stasiun televisi negara pada Rabu (28/9), seperti dikutip Reuters."Batas pemerintah adalah keamanan masyarakat kami. Seseorang tak boleh mengizinkan masyarakat mengganggu perdamaian komunitas dengan kerusuhan."
Raisi juga memperingatkan masyarakat bahwa, "Siapa pun yang berpartisipasi dan memulai kekacauan dan kerusuhan bakal dimintai pertanggungjawaban."Sebelum pernyataan Raisi disampaikan, sebuah video yang tersebar di media sosial memperlihatkan pedemo di Teheran berteriak "Mullah pergilah!"Ada pula yang berteriak, "Matilah diktator!" dan dan "Matilah pemimpin [Khamenei] karena kejahatan selama bertahun-tahun!"Namun, Reuters masih belum dapat memverifikasi keaslian video tersebut.
Demonstrasi di Iran terjadi di 80 kota sejak 13 September, usai kematian Amini. Amini sempat ditangkap polisi moral Iran karena tak menggunakan "pakaian yang sesuai."Setelah ditahan, Amini koma, lalu meninggal dunia. Kematian Amini ini kemudian menimbulkan amarah masyarakat Iran.Berdasarkan informasi organisasi hak asasi manusia, ratusan orang telah ditahan dalam kerusuhan ini. Beberapa dari mereka termasuk aktivis hak asasi manusia, pengacara, aktivis warga sipil, dan jurnalis.Media pemerintah mengatakan 41 orang tewas akibat kerusuhan di Iran. Beberapa dari mereka adalah anggota kepolisian dan militan pro-pemerintah.Namun, kelompok hak asasi manusia menduga jumlah kematian dalam demonstrasi itu jauh lebih tinggi.
Sumber : cnnindonesia.com