Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Harga Lebih Murah, Alasan Kementan Masih Impor Kedelai-Daging

Sabtu, 17 September 2022 | September 17, 2022 WIB Last Updated 2022-09-17T02:37:25Z



HOTNASIONAL.COM, Jakarta - Sejumlah komoditas pangan diakui Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo masih tergantung kepada negara lain. Alhasil ia pun menyampaikan permintaan maaf kepada masyarakat Indonesia karena memang permintaan pasar dalam negeri tak mencukupi dari jumlah produksi yang dihasilkan.

"Maafkan saya, tempe, tahu, kecap itu masih impor, karena harga kedelai lebih murah, kuantitasnya lebih banyak daripada bahan bakunya di sini. Kedelai 98 persen kita masih impor, maafkan saya," ucap Syahrul Yasin Limpo saat membuka Rembug Utama Kelompok KTNA Nasional di Kota Batu, Jumat (16/9/2022).

Selain kedelai, beberapa komoditas pangan seperti susu dan daging belum bisa dipenuhi oleh produksi dalam negeri sendiri. Tetapi untuk komoditas pangan yang bisa disubstitusi untuk tidak impor, tentu hal itu tetap dilakukan Kementerian Pertanian (Kementan).

"Substitusi impor sepanjang bisa dibuat di dalam negeri, kita siap buat. Kalau lagi bagus-bagusnya panen, jangan kau impor yang lebih murah itu kata Pak Presiden. Saya yakin Pak Presiden konsisten," tutur Menteri 67 tahun ini.

Maka ia pun meminta para petani dan nelayan yang tergabung dalam Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) untuk sama-sama bersinergi mengupayakan kedaulatan pangan nasional. Caranya dengan berjuang mengembangkan kebutuhan - kebutuhan pangan yang selama ini masih mengandalkan impor dari negara lain.

"Jajaran KTNA menjadi pejuang untuk membela bangsa dan negara. Kalau terbiasa dengan tantangan. Kita jaga ketahanan pangan agar rakyat tetap tenang saat menghadapi situasi darurat," pungkasnya.

Sebagai informasi, Rembug Utama Kelompok KTNA Nasional berlangsung di Graha Pancasila Balai Kota Among Tani Kota Batu, pada Jumat (16/9/2022). Mentan Syahrul dan jajaran Kementan menghadiri yang diikuti 2.000 petani dan nelayan dari seluruh Indonesia. 

Rembug Utama tersebut diharapkan bisa menghasilkan rumusan rekomendasi yang bisa dipergunakan pemerintah untuk membangun langkah penguatan produksi pangan di dalam negeri.

×
Berita Terbaru Update